cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsp@unisba.ac.id
Phone
+6289691247094
Journal Mail Official
bcsp@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series: Pharmacy
ISSN : -     EISSN : 28282116     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsp.v2i2
Core Subject : Health, Science,
Bandung Conference Series: Pharmacy (BCSP) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Farmasi dengan ruang lingkup Airlock system Kanker, Alcohol, Antelmintik, Antigastritis drugs, Antioksidan, Artemia franciscana, Ascaris suum, Cacing babi (Ascaris suum Goeze), Contact Bioautography TLC, Daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers), Daun kelor (Moringa oleifera Lam), Diabetes mellitus, DPPH Flavonoid, Fenilpropanolamin, Fermentasi, Flavonoid, Flavonol,Iles-iles, Isolasi, Lichen, Malassezia furfur, Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), Obat antidiabetes (OAD) Propionibacterium acnes, Obat tradisional, Parkia Speciosa Antibakteri, Pektin, Propionibacterium Acnes, Pseudoefedrin, Saccharomyces Cerevisiae, Spektrofotometri uv sinar tampak, Staphylococcus epidermidis, uji aktivitas antibakteri, Uji sitotoksik, Usnea baileyi. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy" : 4 Documents clear
Penelusuran Pustaka Tanaman yang Berpotensi sebagai Antibakteri untuk Penyakit Infeksi Saluran Kemihluran Kemih Kenny Utami Prameswari; Indra Topik Maulana; Vinda Maharani Patricia
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i1.6347

Abstract

Abstract. Urinary Tract Infection is a disease that has a fairly high prevalence in Indonesia. The common treatment for this disease is using antibiotics. However, uncontrolled and irrational use causes resistance to these antibiotics. Thus, medicinal plants that have the potential to inhibit UTI-causing bacteria can be used as an alternative to reduce the occurrence of resistance to these antibiotics. MIC value (Minimum Inhibitory Concentration) is a parameter of plants that have potential. The results of the literature search show that there are several plants that have the potential to be antibacterial for UTIs, namely Garlic (Allium sativum), Fennel (Foeniculum vulgare mill), Seribu Leaf (Achillea mille folium) Horse Chestnut (Aesculus hippocastanum L.), Parsley ( Petroselinum crispum), Rosemary (Rosmarinus officinalis), Rosella (Hibiscus sabdariffa), Syrian Rue (Peganum harmala L.), Horsetail Ferns (Equisetum ramosissimum Desf. Stem), Galunggang (Sida acuta), Phyllanthus amarus, Phyllanthus muellerianus, and Cumin White (Cuminum cyminum). Abstrak. Penyakit Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit yang memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Pengobatan umum yang dilakukan untuk menangani penyakit tersebut adalah menggunakan antibiotik. Namun, penggunaan yang tidak terkontrol dan tidak rasional menyebabkan resistensi terhadap antibiotik. Sehingga, tanaman-tanaman obat yang berpotensi untuk menghambat bakteri penyebab ISK dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi terjadinya resistensi. Nilai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) merupakan parameter dari tanaman yang memiliki potensi. Hasil dari penelusuran pustaka menunjukkan bahwa terdapat beberapa tanaman yang berpotensi sebagai antibakteri untuk penyakit ISK yaitu Bawang Putih (Allium sativum), Berangan Kuda (Aesculus hippocastanum L. ), Rosemari (Rosmarinus officinalis), Galunggang (Sida acuta), Phyllanthus amarus, Phyllanthus muellerianus, dan Jintan Putih (Cuminum cyminum).
Potensi Antiinflamasi Ekstrak Etanol Biji Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera L.) terhadap Tikus Wistar Jantan (Rattus norvegicus strain wistar) Muhammad Adril Maulana; Fetri Lestari; Sri Peni Fitrianingsih
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i1.6456

Abstract

Abstract. Inflammation is the body's response to damage in tissues which is characterized by symptoms such as redness, heat, swelling, pain, and loss of function. The ajwa date palm plant (Phoenix dactylifera L.) has secondary metabolite compounds, one of which is flavonoids and phenolic compounds that have anti-inflammatory activity. Based on this background, this study aims to determine the anti-inflammatory potential of ajwa date palm seeds (Phoenix dactylifera L.) in male wistar rats (Rattus norvegicus strain wistar). Samples were extracted by cold extraction using the maceration method. Then a standard solution was made with a concentration of ethanol extract of ajwa date palm seeds 100, and 500 mg/Kg.BB. The method used for anti-inflammatory testing is the paw edema method and the results of the data obtained were analyzed by the Langford method. Then the results of the statistical analysis of the normality test and homogeneity test and non-parametric test. The results showed that ethanol extract of ajwa date palm seeds (Phoenix dactylifera L.) has anti-inflammatory activity by comparing the percentage of udem inhibition at the 60th minute, namely a dose of 100 mg/Kg.BB of 12, 1271%, and a dose of 500 mg/Kg.BB of 3.3082% with the comparison, namely piroxicam tablets 20 mg of 22.1153%. Based on the results obtained, it can be concluded that the ethanol extract of ajwa date palm seeds (Phoenix dactylifera L.) has anti-inflammatory potential against male wistar rats (Rattus norvegicus strain wistar) as seen from the percentage value of udem and percentage of udem inhibition. Abstrak. Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap adanya kerusakan dalam jaringan yang dimana ditandai dengan gejala-gejala seperti kemerahan, terasa panas, bengkak, nyeri, dan hingga kehilangan fungsi. Pada tanaman tumbuhan kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.) memiliki senyawa metabolit sekunder, salah satunya yaitu flavonoid serta senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antiinflamasi. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antiinflamasi pada biji kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.) terhadap tikus wistar jantan (Rattus norvegicus strain wistar). Sampel diekstraksi dengan ekstraksi cara dingin menggunakan metode maserasi. Kemudian dibuat larutan baku dengan konsentrasi ekstrak etanol biji kurma ajwa sebesar 100, dan 500 mg/Kg.BB. Metode yang digunakan untuk pengujian antiinflamasi yaitu metode edema paw dan hasil data yang didapatkan dianalisis dengan metode langford. Kemudian dilakukan hasil analisis statistik uji normalitas dan uji homogenitas serta pengujian secara non-parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.) memiliki aktivitas antiinflamasi dengan membandingkan persentase inhibisi udem pada menit ke-60 yaitu dosis 100 mg/Kg.BB sebesar 12, 1271% dan dosis 500 mg/Kg.BB sebesar 3,3082% dengan pembanding yaitu piroksikam tablet 20 mg sebesar 22,1153%. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol biji kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.) memiliki potensi antiinflamasi terhadap tikus wistar jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang dilihat dari nilai persentase udem dan persentase inhibisi udem.
Uji In Silico Aktivitas Senyawa Kumarin dan Turunannya terhadap Enzim Alfa Glukosidase Sebagai Antidiabetes Syifa Prahayati; Bertha Rusdi; Netty Kurniaty
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i1.6805

Abstract

Abstract. Alpha glucosidase enzyme is one of the treatment targets for diabetes mellitus. Coumarin compounds contained in the avocado plant (Persea americana Mill.). known to have antidiabetic effects in vitro. These compounds are thought to have antidiabetic effects in vitro. This compound is thought to have an antidiabetic effect by inhibiting the alpha glucosidase enzyme, but this hypothesis has not been proven. Therefore, this study tested coumarin compounds and their derivatives, namely umbelliferone, scoparon, scopaletin, fraxetin, esculin, osthole, psoralen, rutamarin, decursinol, decursidin, edgeworin, daphnoretin, and edgeworoside c, against the alpha-glucosidase enzyme receptor using molecular docking. in silico. This study aims to determine the physicochemical parameters, affinity, and toxicity of compounds with the most potential as antidiabetics. Parameters carried out identified the physicochemical properties of the test compounds using SwissADME software and Scibio-iitd.res.in. Then macromolecular preparation was carried out using the BIOVIA Discovery Studio 2021 software. Next, the docking method was validated and the docking method simulated using the MGLTools 1.5.6 software with AutoDock Tools 4.2. The results obtained using molecular docking were then visualized using the BIOVIA Discovery Studio 2021 software. The toxicity test was carried out using Toxtree version 3.1.0. The physico-chemical parameters show that the lipophilicity, molecular weight, molar reactivity, and hydrogen bonds show that coumarin compounds and their derivatives meet the requirements of Lipinski's Rule of Five, which means that these compounds are predicted to be absorbed and can bind to target receptors. The results of molecular docking of coumarin compounds and their derivatives have an affinity for alpha glucosidase receptors. The compound that has the best affinity is edgeworoside c with a bond free energy value of -8.91 kcal/mol and an inhibition constant of 0.29255 μmolar. The toxicity results obtained were that all the tested compounds were included in the toxicity class III, which means that at high concentrations safety in use is not guaranteed. Then all coumarin test compounds and their derivatives were neither carcinogenic nor mutagenic. Abstrak. Enzim alfa glukosidase adalah salah satu target pengobatan diabetes mellitus. Senyawa Kumarin yang terkandung dalam tanaman alpukat (Persea americana Mill.). diketahuo memiliki efek antidiabetes secara in vitro. Senyawa ini diperkirakan memiliki efek antidiabetes secara in vitro. Senyawa ini diperkirakan memiliki efek antidiabetes dengan menghambat enzim alfa glukosidase, namun hipotesa ini belum dibuktikan. Maka, penelitian ini dilakukan pengujian senyawa kumarin dan turunannya yaitu senyawa umbelliferone, scoparon, scopaletin, fraxetin, esculin, osthole, psoralen, rutamarin, decursinol, decursidin, edgeworin, daphnoretin, dan edgeworoside c, terhadap reseptor ezim alfa gkukosidase dengan menggunakan molecular docking secara in silico. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui parameter fisikokimia, afinitas, dan toksisitas senyawa yang paling berpotensi sebagai antidiabetes. Parameter yang dilakukan mengidentifikasi sifat fisikokimia senyawa uji menggunakan software SwissADME dan Scibio-iitd.res.in. kemudian dilakukan Preparasi makromolekul menggunakan software BIOVIA Discovery Studio 2021. Selanjutnya, dilakukan validasi metode docking dan simulasi metode docking dengan software MGLTools 1.5.6 dengan AutoDock Tools 4.2. Hasil yang diperoleh menggunakan molecular docking kemudian divisualisasikan dengan menggunakan software BIOVIA Discovery Studio 2021. Uji toksisitas dilakukan menggunakan Toxtree versi 3.1.0. Pada parameter fisiko kimia menunjukan bahwa lipofilisitas, berat molekul, reaktivitas molar, dan ikatan hidrogen bahwa senyawa kumarin dan turunanya memenuhi persyaratan Lipinski’s Rule of Five yang artinya senyawa tersebut diprediksi dapat diabsorpsi dan dapat berikatan dengan reseptor target. Hasil penambatan molekular dari senyawa kumarin dan turunannya memiliki afinitas terhadap reseptor alfa glukosidase. Senyawa yang memiliki afinitas paling baik yaitu senyawa edgeworoside c dengan nilai energi bebas ikatan -8,91 kkal/mol dan konstanta inhibisi 0,29255 μmolar. Hasil toksisitas yang diperoleh adalah seluruh senyawa uji termasuk ke dalam toksisitas kelas III yang artinya pada konsentrasi yang tinggi tidak dijamin keamanan dalam penggunaannya. Kemudian seluruh senyawa uji kumarin dan turunnya tidak bersifat karsinogenik maupun mutagenik.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata (Vieill) K.Schum). terhadap Bakteri Penyebab Jerawat: zulfa azmalah; Sri Peni Fitrianingsih; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. The skin is the outermost organ of the body that functions as a body protector against the environment. Facial skin is one that is prone to skin health problems such as acne which can be caused by oil glands, skin problems such as aging and enlarged skin pores. Acne is a skin disease that often appears in humans, especially on the face. Acne is inflammation accompanied by blockage of the ducts of the skin and hair (polysebaceous) oil glands. In Indonesia, the prevalence rate for acne sufferers is 80-85% for adolescents aged 15-18 years, 12% for women aged <25 years and 3% for those aged 35-44 years (Madelina W, 2018). Acne is more common in women than men. The causes of acne can be caused by genetic factors, endorphins, psychology, weather, stress, food, cosmetics and bacterial infections. This research was conducted by agar diffusion method using wells with Propionibacterium acnes and Staphylococus epidermidis bacteria. Bacteria were treated with ethanol extract of red galangal leaves 2%, 4%, 6%, 8% and 10%. The test parameters can be seen from the formation of clear zones around the wells. As a result, the ethanol extract of red galangal leaves was proven to have antibacterial activity against the tested bacteria. The smallest concentration of extract that forms a clear zone on Propionibacterium acnes bacteria is 2% with an average diameter of the inhibition zone of 15.25 mm & +- SD 2.15 while for Staphylococus epidermidis bacteria the smallest concentration of extract that forms a clear zone is 6% with an average mean inhibition zone diameter 17.33 & +-SD 2.05. Abstrak. Kulit adalah organ terluar tubuh yang berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap lingkungan. Kulit wajah merupakan salah satu yang rentan terkena masalah kesehatan kulit seperti timbulnya jerawat yang dapat disebabkan karena adanya kelenjar minyak, masalah kulit seperti penuaan dan pori kulit yang membesar. Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang sering muncul pada manusia, terutama pada bagian wajah. Jerawat merupakan peradangan yang disertai dengan penyumbatan saluran kelenjar minyak kulit dan rambut (polisebasea). Di Indonesia tercatat tingkat prevalensi penderita jerawat adalah 80-85% pada remaja dengan rentan usia 15-18 tahun, 12% pada wanita usia <25 tahun dan 3% pada usia 35-44 tahun (Madelina W, 2018). Jerawat sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Penyebab timbulnya jerawat dapat disebabkan karena faktor genetik, endorfin, psikis, cuaca, stress, makanan, kosmetika dan infeksi bakteri. Penelitian ini dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan sumuran dengan bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococus epidermidis. Bakteri diberikan perlakuan dengan ekstrak etanol daun lengkuas merah 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%. Parameter pengujian dilihat dari terbentuknya zona bening di sekitar sumuran. Hasilnya, ekstrak etanol daun lengkuas merah terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji. Konsentrasi terkecil ekstrak yg membentuk zona bening pada bakteri Propionibacterium acnes adalah 2% dengan rata-rata diameter zona hambat 15,25 mm & +- SD 2,15 sedangkan pada bakteri Staphylococus epidermidis konsentrasi terkecil ekstrak yg membentuk zona bening yaitu 6% dengan rata-rata diameter zona hambat 17,33 & +-SD 2,05.

Page 1 of 1 | Total Record : 4